Profil Pondok Pesantren Buntet Cirebon

A.Sejarah

Pondok Pesantren Buntet, Cirebon adalah salah satu satu pesantren tertua di Indonesia, pertama kali didirikan pada abad tahun 1750 M atau Abad 18 Masehi, dibangun oleh Mufti Keraton Cirebon, KH. Muqoyyim bin Abdul Hadi, atau orang Buntet menyebutnya Mbah Muqoyyim.

Salah satu sifat beliau adalah tidak mau koopratif dengan Belanda, yang banyak mencampuri urusan internal keraton, sehingga beliau lebih memilih tinggal di luar keraton dan mendirikan pesantren. Dalam perantuan inilah beliau memulai kehidupan sebagai kyai dengan mendirikan masjid dan gubuk kecil dan mulai mengajar agama.

Tempat yang pertama kali dijadikan sebagai pondok pesantren letaknya di Desa Bulak kurang lebih 1/2 km dari perkampungan Pesantren yang sekarang. Sebagai buktinya di Desa Bulak tersebut terdapat peninggalan Mbah Muqoyyim berupa situs makan santri yang sampai sekarang masih utuh.

Pondok Buntet Pesantren bersifat tradisional dan modern, dikatakan modern karena mengadopsi sistem sekolah modern seperti Madrasah Ibtidaiyah hingga perguruan tinggi. Adapun tradisional, dikarenakan pondok Buntet ini terus mengkaji kitab-kitrab salafussholeh yang banyak mengupas seputar Al Quran, Hadits, Tafsir, Balaghoh, Ilmu gramatika bahasa Arab, dan karya-karya Akhlak maupun tasawuf dan fiqh dari para ulama terdahulu.

Berbeda dengan Pondok Pesantren lain, keberadaan Pesantren Buntet ini cukup unik karena komunitasnya yang homogen; antara santri dan penduduk asli pesantren ini sulit dibedakan, terutama bila dipandang oleh orang lain.

Orang yang mengenal Buntet sebagai sebuah pesantren, ketika bertemu dengan salah seorang lulusan pesantren ini, dianggapnya sebagai santri sehingga kesan yang timbul adalah berdekatan dengan ilmu keagamaan dan ubudiah. Karena memang tidak bisa dipungkiri, baik penduduk asli pesantren ini ataupun santri, keberadaan sehari-hari, tidak lepas dari aktivitas nyantri (mengaji).

Setidaknya ada tiga jenis masyarakat penghuni pesantren: Pertama, masyarakat keturunan kyai. Dari catatan silsilah keturunan Kyai Buntet, hampir seluruh Kyai di Pesantren ini adalah anak cucu dari keturunan Syarif Hidayatullah, salah seorang anggota Walisongo. Kedua, Masyarakat biasa. Asal mula mereka adalah para santri atau teman-teman Kyai yang sengaja diundang untuk menetap di Buntet.

Mereka memiliki hubungan yang cukup erat bahkan saling menguntungkan (mutualism). Awalnya mereka menjadi khodim (asisten) atau teman-teman Kyai kemudian karena merasa betah akhirnya menikah dan menetap di Buntet Pesantren hingga sekarang. Penduduk Buntet Pesantren yang bukan dari turunan Kyai ini dulunya dikenal dengan istilah masyarakat Magersari. Ketiga, masyarakat santri. Merekalah yang membesarkan nama baik Buntet Pesantren.

Sebab namanya juga perkampungan santri, aktivitas sehari-hari diramaikan oleh hingar-bingar pelajar yang menuntut ilmu; siang para santri disibukkan dengan belajar di sekolah formal, dan malam harinya belajar kitab atau diskusi tentang agama di masing-masing kyai sesuai kapasitas ilmunya.

B.Sistem Pendidikan

  1. Akademi Perawat Buntet Pesantren
  2. SMK Mekanika Buntet Pesantren
  3. Madrasah Aliyah Negeri (MAN)
  4. Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Putera (MANU Putra)
  5. Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Puteri (MANU Putri)
  6. Madrasah Tsanawiyah  Nahdlatul Ulama Putra I (MTsNU Putra I)
  7. Madrasah Tsanawiyah  Nahdlatul Ulama Putra II (MTsNU Putra II)
  8. Madrasah Ibtidaiyah
  9. Madrasah Diniyah
  10. Taman Kanak-Kanak

C. Pengasuh

1. KH. Muta’ad (Periode pertama)
2. KH. Abdul Jamil
3. KH. Abbas
4. KH. Mustahdi Abbas
5. KH. Mustamid Abbas
6. KH. Abdullah Abbas
7. KH. Nahduddin Abbas (hingga sekarang)

D.Alamat dan Kontak

Buntet Pesantren Desa, Mertapada Kulon, Kec. Astanajapura, Cirebon, Jawa Barat 45181

Telepon: (0231) 8845655

Website : www.buntetpesantren.org

 

 

 

Facebook Comments Box
Exit mobile version