Sejarah dan Profil Pondok Pesantren Raudlatul Ulum Pati

Pondok Pesantren Raudlatul Ulum yang berarti Taman Ilmu, merupakan pesantren terkenal di kabupaten Pati, Jawa Tengah. Pondok Pesantren yang secara geografis terletak di desa Guyangan kecamatan Trangkil kabupaten Pati berada persis di pesisir utara laut Jawa. Untuk sampai ke pesantren ini harus menempuh jarak sekitar 14 Km dari Ibukota Kabupaten Pati.

Pondok Pesantren yang didirikan pada 1950 oleh al-Maghfurullah KH Suyuthi Abdul Qadir, telah banyak mengukir prestasi baik ditingkat kabupaten, propinsi, dan nasional. Seiring dengan berputarnya waktu, Pesantren ini selalu mengalami dinamika perkembangan dari hanya memiliki belasan santri yang berasal dari berbagai daerah luar Jawa, seperti Sumatera, Kalimantan, Maluku dam propinsi lainnya, hingga memiliki sekitar 5.000 santri pada tahun ajaran 2015-2016 dan dari hanya memiliki sarana prasarana pendidikan yang amat sederhana hingga prasarana pendidikan dan kesehatan yang cukup representative.

Ketertarikan masyarakat untuk menuntut ilmu di Pondok Pesantren Raudlatul Ulum, karena pesantren ini dalam pembelajarannya menerapkan pola Twinning Program (Program Ganda), yaitu pola pembelajaran ilmu-ilmu duniawiyah dan ilmu-ilmu ukhrawiyah. Pesantren ini juga dilengkapi dengan fasilitas pendidikan dan sarana penunjang kegiatan santri yang refresentatif. Seperti Laboratorium Bahasa, Laboratorium komputer, laboratorium IPA, workshop penjahitan, KoPondok Pesantren, Perpustakaan, Marching band, warnet dll.

KH Suyuthi Abdul Qadir dikenal oleh masyarakat desa Guyangan dan sekitarnya sebagai seorang pendidik yang mempunyai sifat wara’ dan ikhlas, beliau juga merupakan konsultan agama, tempat mesyarakat bertanya, meminta nasehat dan fatwa. Karena itulah beliau dipercaya sebagai Rois Syuriah Nahdlatul Ulama kabupaten Pati.

la juga merupakan sosok ulama yang tak pernah telah menimba ilmu. Perjalanan pengembaraannya diawali 1921, nyantri di Pondok Pesantren Jamsaren, Solo. Kemudian dilanjutkan ke Pondok Pesantren Kasingan, Rembang 1923. Sedangkan pada 1926, ia nyantri di Tebu Ireng, Jombang dan hijrah ke Bangkalan Madura.

KH. Suyuthi merasakan ilmu yang didapatnya belum cukup, akhirnya memutuskan untuk menimba ilmu di Mekah selama 5 tahun. Sekembalinya dari Mekah, ia mengajar di pesantren Sedayu, Gresik. Pada tahun 1933, beliau kembali belajar pada KH. Hasyim Asy’ari di pesantren Tebu Ireng, Jombang.

Dari proses pengembaraan keilmuannya tersebut, KH Suyuthi bersama teman-temannya akhirnya mendirikan Pesantren Raudlatul Ulum sebagai sarana pendidikan bagi masyarakat lingkungannya.

Pondok Pesantren Raudlatul Ulum yang dibangun tahun 1950 di atas tanah seluas 3 Ha. Dalam perkembangannya dibentuk Yayasan Perguruan Islam Raudlatul Ulum (YPRU) pada 26 Januari 1972. Pendirian yayasan tersebut di depan notaris notaris RM. Mardagoeng Poerbokoesoeno di Kudus dengan akte No 17.

Keberadaan yayasan tersebut membawa dampak positif bagi peningkatan kualitas dan manajemen pengelolaan Raudlatul Ulum. Ruang kelas tempat para santri menimba ilmu yang semula dari bangunan sederhana beratap rumbia, telah berubah menjadi bangunan permanen yang cukup megah dan refresentatif.

Di tengah kemajuan yang dialami Pondok Pesantren Raudlatul Ulum, pada September 1979, KH. Suyuthi Abdul Qadir wafat, kepemimpinan pesantren diteruskan oleh putranya KH. Salim Suyuthi Abdul Qadir sampai beliau wafat (tahun 2000) Kemudian estafet kepemimpinan pesantren dilanjutkan oleh putra beliau lainnya, yaitu Drs. KH. M. Humam Suyuthi, M. HI, KH. Faruq Suyuthi, dan Drs. KH. M. Najib Suyuthi. Selain itu juga dibantu oleh santri senior yang ada di Pondok Pesantren Raudlatul Ulum.

Dengan manajemen partisipatif yang dibangun oleh pondok pesantren ini, mampu membawa perubahan-perubahan yang kemajuan pesantren ini baik dari sisi fisik cukup signifikan bagi perkembangan dan maupun akademik.

Kepesertaan dan kepedulian masyarakat serta kepercayaan yang telah diberikannya kepada pesantren ini juga sangat tak ternilai harganya. Jalinan kerjasama yang telah dibina itu benar-benar telah menempatkan pesantren pada posisi yang sebe(agen perubahan), sehingga tidak menghenarnya, yaitu sebagai agent of change rankan apabila grafik penerimaan santri dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan.

Penyelenggaraan Pendidikan

Dalam hal kurikulum, Pondok Pesantren Raudlatul Ulum menerapkan pola “integrated system”, yaitu memadukan kurikulum Departemen Agama dengan kurikulum Muatan Lokal (al-Ulum al-Diniyyah). Selain itu, juga memadukan antara sistem salaf dengan klasik modern.

Melalui sistem tersebut, Pesantren Raudlatul Ulum mengajarkan berbagai ilmu agama, seperti: Fathul Wahhab, Tuhfatuth Thullab, Fathul Qorib, Fathul Muin (kajian ilmu Fiqih) Ghayatul Wushul, Lathaaiful Isyaarat, Ushul Fiqih (kajian Ushul Fiqih). Tajridush Sharih, Minhatut Mughits, Bulugh al-Maram, Al-Arba’in AnNawawy (Kajian Ilmu Hadits), Alfiyah ibn Malik, Imrithi, Jurumiyah, Kailany, Nahwu al Wadhih 1-3, al-Amtsilah al Tashrifiyah (Kajian ilmu Nahwu/Shorof), Tafsir Jalalain, Al-Asybah wa al Nadhoir, Tarikh Tanri’ al Islamy Ilmu Mushthalah Hadits dan ilmu ilmu agama lainnya

Pondok Pesantren Raudlatul Ulum Guyangan menyelenggarakan berbagai unit pendidikan dan lembaga penunjang antara lain:

  1. TK (Raudlatul Athfal) YPRU
  2. MI (Madrasah Ibtidai yah), status ter akredi tasi B
  3. Madrasah Diniyah
  4. MTs (Madrasah Tsanawiyah) status terakreditasi A Depag RI dan disamakan Al Azhar Kairo Mesir.
  5. MA (Madrasah Aliyah), Status terakreditasi “A” nilai 96 Kementerian Agama dan status disamakan  oleh Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir. Pada jenjang pendidikan ini, program pendidikan yang dibuka adalah: Program IPA, Program IPS dan Program Bahasa

6. LPPBA (Lembaga Peningkatan Penguasaan Bahasa Arab) YPRU

7. LP-YPRU (Lembaga Perekonomian YPRU) 8. PIK2M (Pusat Informasi dan Konsultasi Keluarga Maslahah)

9. ECC ( English Conversation Club ) YPRU (putri)

10. ESP (Englesh Speaking Programme )YPRU (putra)

11. Pondok pesantren (Pa/Pi)

12. KoPondok Pesantren (Koperasi Pondok Pesantren).

13. Workshop penjahitan dan border

14. Majelis Taklim

15. PIK2M (Pusat Infomrasi dan Konsultasi Keluarga Maslahah) Raudlatul Ulum

16. KBIH (Kelompok Bimbingan Haji) Ar-Raudlah

17. Rumah Sakit As-Suyutiyyah Pesantren Raudlatul Ulum

18. Madrasah-madrasah Cabang Raudlatul Ulum

Dalam upaya memberdayakan santri, Pondok Pesantren Raudlatul Ulum membagi proses pendidikan menjadi pendidikan formal dan pendidikan non formal. Pendidikan formal adalah pendidikan terhadap santri secara klasikal dan berjenjang dengan kurikulum yang dipakai adalah perpaduan antara kurikulum Departemen Agama dengan kurikulum muatan lokal (al-ulum al-diniyah). Sedangkan pendidikan non formal adalah pendidikan yang dilaksanakan tidak mengenal kelas dan jenjang pendidikan.

Waktu pelaksanaan pendidikannya dilakukan setelah pendidikan formal, yaitu sore hari, malam hari atau pagi hari, dengan menggunakan sistem bandongan dan sorogan. Sistem bandongan adalah kiai aktif dan santri pasif, sedangkan sistem sorogan adalah kiai pasif dan santri aktif. Dengan dua sistem ini diharapkan kemampuan santri dalam membaca kitab kuning akan tercapai. Sehingga pada event lomba baca kitab kuning, baik tingkat kabupaten maupun propinsi pesantren ini selalu mendapat juara.

Yang menjadi ciri khusus atau keunggulan pesantren Raudlatul Ulum adalah dalam hal kajian kitab kuning dan penguasaan bahasa Arab. Para santri dituntut untuk mampu berbicara bahasa Arab baik secara pasif maupun secara aktif. Maksudnya adalah para santri harus mampu menguasai 4 kemampuan (maharon) berbahasa Arab, yaitu:

– Maharotul qiroah (reading skill)

– Maharotulkitabah (writing skill)

– Maharotul takallum (speaking skill)

– Maharotul  istima’ (listening skill)

Untuk kepentingan tersebut, sejak tahun 1991 sampai tahun 2005, pesantren Raudlatul Ulum menjalin kerjasama dengan Al-Azhar, Kairo, Mesir. Kerjasama itu dengan mendatangkan dosen-dosen yang khusus mengajar bahasa Arab dari universitas tamama tersebut. Data hingga tahun 2015, Pondok ini memiliki 217 alumni yang melanjutkan pendidikan ke Universitas Al-Azhar.

Adapun 3 orang mab’uts yang secara intens masih mengajar di pesantren ini:

  1. Asy Syaikh Adi Shidiq Abdul Lathif
  2. Asy Syaikh Muhammad Aly
  3. Asy Syaikh Said Husain

Jumlah total tenaga pendidik dan kependidikan di Pesantren ini mencapi 211 yang terdiri dari dua guru bantuan luar negeri, guru tetap Yayasan sebanyak 104 guru, dan guru tidak tetap 72 guru, dan 33 tenaga pendidikan.

Jumlah Santri

Jumlah santri Raudlatul Ulum dari berbagai jenjang pendidikan pada tahun ajaran 2016-2017 total berjumlah 5.399 orang, terdiri dari 93 Madrasah Ibtidaiyyah (MI), 580 Madrasah Diniyah Tsanawiyah (MDTs), 1.624 Madrasah Tsanawiyah (MTs), 58 Madrasah Diniiyah Persiapan Aliyah (MDPA), 1869 Madrasah Aliyah (MA), dan 1.175 madrasah cabang.

Dengan memperoleh status disamakan dari Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir, sejak tahun 1990/1991 (untuk MA Raudlatul Ulum) dan 2002/2003 (untuk MTs Raudlatul Ulum) banyak santri pesantren ini yang memperoleh beasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke universitas ternama tersebut.

Saat ini seluruh komplek Yayasan Perguruan Islam Raudlatul Ulum menempati lahan seluas 6 hektar, dengan fasilitas dimiliki berupa: Gedung Prof. DR. H. Saleh Suwandi Malaysia (Gedung MA YPRU Lantai 2), gedung MA YPRU (lantai 3), gedumg Mts YPRU (lantai 3), gedung Madin YPRU, gedung laboratorium komputer, laboratorium bahasa, laboratorium IPA, gedung workshop, gedung kopPondok Pesantren, auditorium, dan perumahan dosen 2 unit, serta fasilitas kesehatan, Rumah Sakit As-Suyutiyyah. Lapangan sepakbola, bola volley, bulu tangkis, tenis meja, bola basket dan futsal.

Selain itu, Ponpes Raudhlatul Ulum Pati juga dilengkapi asrama putra tiga lantai, asrama putri dua lantai, Masjid Jami Al Idris, gedung untuk kantor guru dan perpustakaan dua lantai, toko busana muslim dan dilengkapi dengan berbagai lapangan pendukung olahraga para santri, seperti: Lapangan bulu tangkis, basket, volley, dan sepak bola.

Rumah Sakit As-Suyuthiyyah

Pesantren Raudlatul Ulum disamping mengelola bidang pendidikan juga mengelola bidang kesehatan. Hal ini diwujudkan dengan memiliki Rumah Sakit As-Suyuthiyyah sebagai wujud nyata pengabdian pesantren dalam bidang kesehatan kepada para santri, civitas akademik dan masyarakat umum.

Rumah sakit ini memiliki peralatan dan tenaga medis berupa ruang operasi, radiologi, laboratorium klinik, bedah minor, USG, EKG/rekam jantung, persalinan normal dan operasi caesar, poli spesialis dalam dan poli spesialis kandungan, khitan, apotek 24 jam, ruang rawat inap dengan standar kualifikasi ruangan kelas 1, II, III dan VIP serta beberapa dokter umum dan spesialis.

Fasilitas-fasilitas yang disediakan tersebut adalah dalam rangka mewujudkan visi dan misi pesantren Raudlatul Ulum yaitu “SELANGKAH LEBIH MAJU DALAM PRESTASI DENGAN ILMU AMALIYAH DAN AMAL ILMIAH“ dan juga dalam upaya mewujudkan Pesantren Raudlatul Ulum sebagai “Pesantren Murah Berkualitas”.

Biaya Pendidikan

Biaya Pendidikan selama di Pesantren Raudlatul Ulum Guyangan untuk tingkat Madrasah Ibtidaiyah begitupun madrasah Tsanawiyah adalah gratis dan hanya dikenakan biaya pendaftaran pertama sebesar Rp1.600.000 untuk MTs yang mencakup biaya pendaftaran Rp250.000, Uang Peralatan Rp400,000, Infak Rp600.000, dan dana sehat Rp350,000 sementara untuk MI sebesar Rp675.000 yang mencakup biaya pendaftaran Rp250,000, infak Rp250,000 dan dana sehat Rp175,000.

Sementara untuk tingkat Madrasah Diniyah Persiapan Aliyah dan Madrasah Aliyah untuk biaya pendidikan sebesar Rp120.000 per bulan. di luar biaya pendaftaran dengan total masing-masing Rp1,370.000

Alamat:

Pesantren Raudlatul Ulum Guyangan, Trangkil, Kabupaten Pati, Jawa Tengah 59153

Telp. (0295) 471701

Fax. (0295) 471701

Website: https://www.ypruguyangan.com/

Source: Direktori Pesantren | YPRUGUYANGAN | FB Raudlatul Ulum | NU Online | Credit Photo: Raudlatul Ulum

Facebook Comments Box
Exit mobile version