Jakarta, Wikisantri.id – Belasan ribu santri Pondok Pesantren Al-Asriyah Nurul Iman, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, Jawa mendapatkan manfaat wakaf produktif dalam bentuk program makanan dan pendidikan gratis.
“Begitulah kita akan kembali memberdayakan umat, berdayakan ekonomi syariah dengan menggunakan wakaf produktif,” kata Pimpinan Pondok Pesantren Al-Asriyah Nurul Iman, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Umi Waheeda, dalam Konferensi Internasional Zakat dan Wakaf, melalui daring Jumat (7/10). Seperti dilaporkan Republika.
Baca juga: PONDOK PESANTREN TAHFIZH QURAN (PPTQ) AL KAUKAB BOGOR, PONDOK PARA BINTANG
Umi mengungkapkan, dia dan suaminya, Habib Saggaf bin Mahdi hijrah ke Parung, Bogor setelah terjadi kekacauan karena krisis moneter. Kemudian pada 1999 membangun Pesantren Al-Asriyah Nurul Iman di Bogor. Suaminya ingin semua orang bisa datang untuk belajar dan mengenyam pendidikan tanpa dikenakan biaya. Dia mengatakan, semuanya berjalan dengan baik sampai 2010.
Umi Waheeda melanjutkan, pada 2010 suaminya wafat dan meninggalkan sejumlah usaha dan aset berbentuk wakaf. Dia diminta oleh suaminya untuk tetap menjalankan pendidikan sekolah secara gratis melalui wakaf.
“Pada 2010, suami saya mengatakan,saya akan meninggal pada hari Jumat, kamu akan mengambil Al-Asriyah Nurul Iman, semuanya harus gratis dari sekarang sampai waktunya berakhir sampai kiamat’. Gratis dari makanan, akomodasi, pendidikan dan manfaat kesehatan. Suami mengatakan, ‘Waheed kejarlah akhirat, dunia akan mengejarmu, saya tidak pernah meninggalkan warisan tapi wakaf’,” ucap Umi.
Baca juga: Profil Pondok Pesantren Daarul Rahman II Bogor
Dia mengatakan, suaminya meninggalkan ratusan hektar tanah sawah di Karawang, pabrik beras, pabrik kopi dan lain-lain, semua peninggalan tersebut merupakan wakaf untuk memberi makan anak pesantren serta kebutuhan lainnya. Dan itu lah yang Umi Waheeda lakukan dengan meneruskan wakaf dari suaminya.
“Segalanya akuntabel, segalanya transparan, saya melakukannya,” kata Umi.
Dia mengungkapkan, dari 25 unit bisnis kini terus meningkat menjadi 59 bisnis. Sebanyak empat bisnis di antaranya melibatkan dengan perusahaan Jepang.
“Insya Allah sistem saya tentang pendidikan gratis berkualitas, kewirausahaan sosial akan go internasional dan semua yayasan wakaf dapat menjadikan kita memberdayakan ekonomi syariah, memberdayakan ekonomi umat,” ucapnya