More

    Sejarah dan Profil Pondok Pesantren Maslakul Huda Kajen Pati

    Pondok Pesantren Maslakul Huda didirikan oleh KH. Mahfudh bin Abdussalam tahun 1910, KH. Mahfud Salam sendiri merupakan salah satu keturunan dari Mba Ahmad Mutamakkin, seorang waliullah yang dihormati masyarakat Kajen hingga sekarang.  Pondok Pesantren Maslakul Huda berorientasi pada pengembangan Tafaqquh fi al Dien, berusaha mempersiapkan manusia yang saleh melalui pendekatan kognitif, afektif, dan psikomotorik.

    Pondok Pesantren ini lahir di tengah-tengah pergolakan perjuangan kemerdekaan untuk mengusir penjajah dari muka bumi Nusantara. Pesantren Maslakul Huda kala itu, turut serta dalam rangka melepaskan Indonesia dari cengkraman tangan para penjajah. Gugurnya Mba Hasyim yang tak lain adalah kakak kandung dari KH. Sahal serta meninggalnya Mba Mahfud di masa penahanannya adalah bukti nyata dari keikut-sertaan pesantren dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

    KH MA Sahal Mahfudz (foto: FB Maslakul HUda

    Pada awalnya pesantren ini belum bernama Maslakul Huda tetapi Polgarut singkatan dari nama daerah dimana pesantren ini berada yaitu, Gempol Garut. Ketika pesantren dipegang oleh kiai Sahal Mahfudh sekitar tahun 1963 dinamakan Maslakul Huda (jalannya pituduh/petunjuk) dengan maksud sebagai tahap lanjutan dari Mathali’ul Huda (sumbernya pituduh) pesantren yang didirikan ayah Kiai Mahfudh, Kiai Abdussalam, yang diasuh oleh Kiai Abdullah Salam (almarhum) putra Kiai Abdussalam dan sekarang diasuh oleh Kiai Nafi’ Abdillah (wafat tahun 2017), putra kiai Abdullah Salam.

    Dalam perjalanannya pesantren ini mengalami empat kali pergantian pengasuh, yakni setelah KH Mahfudh wafat digantikan oleh adiknya, KH Ali Mukhtar. Sesudah itu pimpinan pesantren dipegang oleh KH Muhammad Ahmad Sahal Mahfudh setelah pulang dari tholabul ilmi sampai tahun 2014. Mulai 2015 sampai sekarang, pesantren dipimpin oleh KH Abdul Ghaffar Rozin, putra KH MA Sahal Mahfudz.

    Ciri Khas Pesantren

    Pondok pesantren yang pimpinannya sebagai ketua Umum Majelis Ulama Indonesaia (MUI) memiliki sejumlah Keunggulan yang menjadi ciri khas lembaga pendidikan ini. Adapun ciri khas Pondok pesantren ini antara lain:

    1. Berperan aktif dalam pengembangan intelektual, serta melakukan komunikasi dan kerjasama dengan masyarakat yang direncanakan dengan pengejawantahan tata nilai ajaran Islam.

    2. Pendidikan sosial kemasyarakatan dengan memberikan bantuan sosial untuk masyarakat sekitar, seperti sembako, pakaian layak para khitanan massal, dan bekerjasama dalam penanganan lingkungan di dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.

    3. Memberikan pengajaran dasar-dasar Islam, ilmu syariat dan nilai-nilai keulamaan yang dikemas dalam kurikulum tersendiri. Pelajaran ini dikemas dalam bentuk pengajian/ aktualisasi kitab kuning melalui dialog, diskusi, ceramah ilmiah, bedah kitab atau buku, training tablig dan tahfidh al-kitab.

    4. Secara umum santri dipersiapkan mampu mendalami, menghayati, dan mengembangkan Islam secara utuh dan sanggup mengelola lingkungan.

    Kondisi Sosial dan Potensi Wilayah

    Pondok Pesantren Maslakul Huda terletak di desa Kajen, sebuah desa yang amat terkenal di Pati. Desa itu secara administrasi termasuk salah satu dari 22 desa di Kecamatan Margoyoso. Letak desa itu 3 km dari kota kecamatan, 18 km dari kabupaten Pati, dan 120 km dari ibukota Propinsi Jateng, Semarang. Namun demikian, untuk sampai ke pondok tersebut tidaklah terlalu susah. Desa itu bisa ditempuh dengan menggunakan roda dua dan empat.

    Desa Kajen mempunyai luas lahan 64,660 hektar atau 1,11% dari total wilayah Kecamatan Margoyoso, yaitu 5.803,089 hektar, Secara ekonomi desa ini boleh dibilang masih tertinggal, meskipun memiliki sumber daya alam yang cukup potensial untuk dikembangkan. Tidak seperti desa-desa lainnya, Desa Kajen tidak mempunyai areal sawah untuk pertanian dan perikanan. Namun demikian, Desa Kajen memiliki kualitas tanah yang subur dan pepohonan rindang masih menutupi sebagian desa dengan pohon Rembuyung (Rumbun), kayu- kayuan. Rumpun bambu serta tanaman keras lainnya.

    Sekarang ini, tanah tegalan ditanami singkong dan palawija. Bahkan masyarakat banyak yang membuat tepung tapioka dan kerupuk dengan bahan baku dari singkong. Selain itu, pekarangan dimanfaatkan untuk tanam-tanaman produktif, seperti belimbing, mangga dan pepaya.

    Penduduk Desa Kajen terdiri dari penduduk asli dan pendatang, baik karena perkawinan maupun pekerjaan. Sedangkan penduduk tidak tetap atau musiman adalah para santri yang menuntut ilmu di pesantren. Desa Kajen dikatakan unik dan sekaligus popular karena termasuk desa yang mempunyai 27 pesantren dengan santri sebanyak 5.450 orang, terdiri 3.200 santri laki- laki dan 2.250 santri perempuan.

    Desa Kajen juga dikenal sebagai desa yang mempunyai latar belakang sejarah yang menarik, yaitu tempat Syekh Ahmad Mutamakin, seorang ulama besar yang sangat berjasa dalam penyebaran Islam di daerah pantai utara Jawa, la hidup di masa Susuhunan Amangkurat IV sampai dengan pemerintahan Pakubuwono II, Kerajaan Mataram. Ia termasuk seorang pejuang Islam yang gigih, ahli hukum Islam yang disegani, guru besar agama dan para pengikutnya menganggap seorang wali. Ia mempunyai karomah dan keistimewaan tertentu yang tidak dipunyai oleh kebanyakan orang, karena kedekatan dan ketaatannya kepada Allah Swt.

    Lembaga Pendidikan

    Pesantren Maslakul Huda terdiri dari delapan Lembaga Operasional (LO) yang integral, yaitu: (1) Pesantren Maslakul Huda Putra (PMH Putra), (2) Pesantren Putri al-Badi’iyyah (PESILBA), (3) PMH Li al Mubtadi’in, (4) PMH Li al-Mubtadi’at, (5) Ma’had Aly PMH fi Ushul al-Fiqh, (6) PAUD An-Nismah, (7) SD An-Nismah dan (8) BLK Komunitas Maslakul Huda.

    Pesantren Putri Al-Badiyah

    Dra. Hj. Nafsiyah Sahal (foto: FB Maslakul Huda)

    Dalam struktur kelembagaan Maslakul Huda, Pesantren Putri Al-Badi’iyyah (PESILBA) merupakan salah satu dari sekian lembaga pendidikan yang dimilikinya. Pemrakarsa berdirinya pesantren putri adalah Dra. Hj. Nafsiyah Sahal, Istri KH. MA. Sahal Mahfudh, pimpinan Pondok Pesantren, semula keinginan untuk mendirikan pesantren putri tidak mendapat izin dari suaminya, mengingat beratnya mengurus santri putri. Baru pada 1979, pesantren putri ini didirikan.

    Pesantren Maslakul Huda lil Al- Mubtadi’in

    Pesantren Maslakul Huda lil Al-Mubtadiin merupakan salah satu lembaga yang berada di bawah naungan Yayasan Pesantren Maslakul Huda (YPMH) . Lembaga ini mulai beroperasi pada tahun 2011 yang khusus di peruntukan bagi santri pemula yang usianya berkisar antara 11-16 tahun. Dalam proses pembelajarannya, pendidikan di PMH li al-Mubtadi’in dilakukan dengan mendasarkan pada tiga pilar utama: Bimbingan akhlak (internalisasi nilai), bimbingan akademik (ilmu alat dan fiqh), dan Bimbingan hafalan.

    Dalam keseharian nya, PMH lil Mubtadiin  menerapkan sistem mentoring  dimana setiap 10-15 santri di bimbing oleh seorang musyrif (pembimbing). Hal tersebut menimbang betapa pentingnya melakukan pendampingan secara intensif terhadap santri remaja (11 -15 thn) terutama pada bimbingan akhlak dan akademik. Karena itu pengelompokan santri  pemula dengan di dampingi seorang pembimbing, terpisah dengan santri lama ini di harapkan dapat meminimalisir imitasi terhadap hal hal negatif dari santri lama yang biasanya lebih mudah daripada imitasi terhadap hal positif.

    Selanjutnya, Pesantren ini memfasilitasi santri baru agar mampu beradaptasi secara baik dalam mempelajari materi, kultur, dan nilai-nilai Pesantren. Dari hal itu, diharapkan agar santri lebih mudah dalam mengenal institusi dan  pendidikan Pesantren mereka.

    Pesantren Maslakul Huda li al Mubtadiat

    Pesantren Maslakul Huda (PMH) li al Mubtadiat merupakan salah satu lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan Yayasan Pesantren Maslakul Huda Pati (YPMH). PMH li al Mubtadiat ini didirikan pada tahun 2017, sebagai pengejawantahan ide dasar bapak KH Abdul Ghaffar Rozin selaku pengasuh Pesantren Maslakul Huda untuk menjawab tantangan pesantren pada era sekarang. Tantangan yang dimaksud di sini terutama terkait dengan pentingnya melakukan pendampingan terhadap santri secara lebih intensif terutama pada usia awal remaja (12 sd 15 tahun). Sebelum PMH li al Mubtadiaat, pada tahun 2010 bapak KH Abdul Ghaffar Rozin yang saat itu adalah wakil pengasuh juga menginisiasi pendirian PMH lil Mubtadiin atas restu Kiai Sahal Mahfudh.

    Dalam kesehariannya, PMH li al Mubtadi’at ini menggunakan sistem bimbingan dimana setiap 10-12 santri akan didampingi dan dibimbing oleh seorang pembimbing sehingga proses pendidikan dan pembelajaran santri bisa berjalan lebih efektif. Di samping itu, pendidikan anak pada usia 12-15 tahun juga membutuhkan metode dan pendekatan yang lebih spesifik terutama dalam bimbingan akhlak dan akademik. Karena itu pengelompokan santri pemula dengan didampingi seorang pembimbing, terpisah dengan santri lama ini diharapkan dapat mendukung proses belajar sekaligus meminimalisir imitasi terhadap hal-hal negatif dari santri lama yang biasanya lebih mudah dari pada imitasi terhadap hal positif.

    Selanjutnya pesantren ini memfasilitasi santri baru agar mampu beradaptasi secara baik dalam mempelajari materi, kultur, dan nilai-nilai pesantren. Dari hal itu, diharapkan para santri akan lebih mudah dalam mengenal institusi dan sistem pendidikan pesantren mereka.

    Mahad Aly pesantren Maslakul Huda

    logo Ma’had Aly Maslakul Huda (foto: mahally.ac.id)

    Selama lebih dari 1 abad Pesantren Maslakul Huda (PMH) sebagai salah satu pesantren tertua di Indonesia telah menyelenggarakan pendidikan pesantren dasar dan menengah. Sebagai salah satu ikhtiar pengembangan pendidikan, sejak 2011 PMH telah merintis pendidikan pesantren lanjutan dalam bidang spesifikasi keilmuan ushul fiqh di bawah nama Pesantren Maslakul Huda li al-Takhashsus fi Ushul al-Fiqh. Takhashshus ini didesain untuk santri tamatan Aliyah dan memiliki niat kuat untuk mengambil spesifikasi keilmuan fiqh dan ushul fiqh.

    Pilihan spesifikasi keilmuan ushul fiqh sebenarnya bukan sesuatu yang sama sekali baru karena dalam beberapa kesempatan Kiyai Sahal sebegai pengasuh Pesantren Maslakul Huda waktu itu sudah memulai kajian dan implementasi ushul fiqh, spesifikasi yang selama ini menjadi identitas Kiyai Sahal dengan terminologi yang lebih dikenal sebagai Fiqh Sosial. Untuk itu ketika PMA nomor 17 tahun 2015 tentang Ma’had Aly ditetapkan, PMH dengan beberapa modifikasi kurikulum dan kelembagaan mentransformasi Takhashus Ushul Fiqh menjadi Ma’had Aly fi ushul al-Fiqh.

    Bagi PMH, Ma’had Aly adalah wujud pelembagaan sistemik tradisi intelektual pesantren lanjutan atau tingkat tinggi yang bertujuan selain untuk keberlangsungan pesantren sendiri dengan tumpuan pada tradisi intelektual tingkat tinggi, juga dimaksudkan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan transformasi sosial dalam kehidupan masyarakat bangsa. Dengan pendekatan ini seorang santri diharapkan bukan hanya menjadi pribadi yang ideal bagi dirinya sendiri tetapi juga mempunyai kepekaan dan keterampilan sosial yang dibutuhkan bagi kehidupan masyarakatnya.

    Penyelenggaraan Pendidikan

     1. Pendidikan Formal

    Pendidikan dilaksanakan dengan klasikal, sorogan dan bandongan melalui ceramah dan diskusi. Penyampaian materi pelajaran oleh siswa di depan guru. Format pertemuan yang digunakan adalah O-Form atau U-Form dengan mengutamakan pendidikan intelektual. Adapun mata pelajarannya meliputi:

    a. Pelajaran Dasar-dasar Islam (Akidah, dan ilmu alat/adab).

    b. Ilmu Syariat (Fiqih, Qaidah Fiqihiyah, Tafsir Al Quran).

    c. Nilai-nilai keulamaan yang dikemas menjadi kurikulum tersendiri di madrasah.

    Pengajian/aktualisasi kitab kuning dengan dialog, diskusi, ceramah ilmiah. bedah kitab, training tabligh, tahfidh al-kutub (Alfiyah. Nadzam al-Maqsud, Amtsilah-al Tashrifiyah, Amriti, Tauhid, Jauhar al-Maknun, Mantiq, Latnaif al-Isyarah dan Faraid).

    2. Pendidikan Non Formal

    Pada tahun ini Pondok Pesantren Maslakul Huda menyelenggrakan pengajian, seperti:

    a. Kailani, setiap Senin ba’da Ashar

    b. Mutammimah, setiap Ahad, Senin, Rabu, Kamis dan Sabtu ba’da Subuh.

    c. Taqrib setiap Ahad, Selasa, Rabu ba’da Ashar

    d. Jurumiyah setiap Selasa, Rabu dan Sabtu ba’da Magrib.

    e. Al Quran setiap hari ba’da Magrib dan Subuh,

    f. Risalah al-Muawanah setiap Sabtu ba’da Asar.

    3. Kegiatan Ekstra Kurikuler

    Pesantren Maslakul Huda Kajen, juga menyelenggarakan kegiatan ekstra kurikuler kursus komputer, manajemen, administrasi dan keuangan, bahasa Arab, Tajhijul mayyit, usaha kesehatan pesantren (UKP) dan pelatihan pertolongan pertama pada kecelakaan, juga olah raga, terdiri dari bola volli dan tenis meja.

    Ekonomi dan Pemberdayaan Masyarakat

    Pesantren ini juga memiliki lembaga pemberdayaan ekonomi masyarakat yang disebut Biro Pengembangan Pesantren den Masyarakat (BPPM) berdiri tahun 1979. BPPM didirikan mendorong terciptanya kehidupan masyarakat yang sejahtera tahir dan batin, baik dibidang sosial, ekonomi, kesehatan, pendidikan dan agama. Selain itu, juga meningkatkan usaha ketrampilan untuk menumbuhkan jiwa wiraswasta. Adapun sasaran dari BPPM antara lain; kaum perempuan, pemuda, petani, nelayan, masya-rakat setempat maupun LSM lainnya. Adapun dana diperoleh dari iuran anggota, usaha-usaha produktif, LSM/ LPSM dalam negeri, masyarakat dalam negeri dan donatur.

    Lembaga ini melakukan berbagai kegiatan antara lain membentuk Kelompok Swadaya Mandiri (KSM) yang bergerak dibidang perdagangan, peternakan, perikanan, pengadaaan sarana produksi dan pelayanan modal.  Lembaga ini setelah tahun 2000 berubah menjadi Badan Usaha Milik Pesantren (BUMP) yang memiliki sejumlah unit usaha seperti BPR Artha Huda, BPRS Artamas Abadi, Masda Digital Printing, Masda Grafika, dan Masda Catering.

    Alamat

     Kampung Polgarut Utara Kajen, Margoyoso Pati – Jawa Tengah Telp. 0295-452383, 452333

    Source: Direktori Pesantren | Maslakulhuda.net | Pecintaulama.id | Credit photo : FB Maslakul Huda

    Facebook Comments Box

    Latest articles

    Terbaru

    spot_img